Pages

Tuesday 22 October 2013

Ungu Sang Pelangi

Indah terbias sang pelangi petang, 
Memukau pandangan makhluk alam,
Membuai khayalan jiwa insan,
Syahdu menerpa dihati yang lara,
Dek terpana melihat jalur keindahan,
Sang pelangi hadiah daripada sang hujan,
Buat penghuni bumi yang sering leka dan alpa,
Tanda sang pencipta maha pemurah,
Lagi maha pengasih dan penyayang,

Namun lembayungnya paling sirna,
Tenggelam dalam kemerahan jalur mega,
Seakan langsung tiada kelihatan,
Hanya samar bias cahaya menyapa dimata,
Bagi siapa yang tahu menilainya,

Daku ibarat ungu sang pelangi,
Hilang dalam kemilau sang merah saga, 
Bagai tiada wujudnya dek sirna warna,
Kian lenyap bersama redanya titis hujan,
Yang tegar kelihatan hanya sang merah,
Kerna bias warnanya lebih utuh,

Sungguhpun sang ungu tiada lama,
Bertahan untuk menampakkan dirinya,
Bias warnanya tetap memukau sukma,
Dek kelembutan jalurnya,
Bisa mendamaikan hati yang duka,
Bersama merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan indigo,
Rela dirinya terbias sama,
Demi menyerlahkan indahnya pelangi,

Begitu juga aku,
Biarpun wujudku tiada yang peduli,
Andaipun hadirku tiada yang tahu,
Asalku tahu arah tuju haluan hidupku,
Biarkan walaupun aku tidak seperti sang merah,
Yang mudah dilihat,
Yang senang dikenal,
Diriku punya matlamat yang satu,
Cuma mahu mencari redha Ar-Rahman,

Aku cuma mahu menjadi sang ungu,
Yang sentiasa terbias bersama,
Membentuk jalur-jalur keihklasan,
Wujud demi sebuah kehidupan,
Berjuang bersama yang lainnya,
Hanya untuk menggapai bahagia,
Di negeri bernama akhirat.


No comments:

Post a Comment